Pages

Sabtu, 24 Juli 2010

Yerusalem, Sejarah yang Tak ternilai

Kota Suci Yahudi


Berdasarkan pada Bibel, Daud (David) membawa Ark Of The Covenant ke Yerusalem dari Qiryat Ye’arim (kota suci pada masa itu, barat Yerusalem) dan meletakkannya pada altar baru, mendirikan kuil megah dan bangunan lainnya, serta memperkuat pertahanan kota tersebut. Meskipun Daud memperluas kerajaan Israil dan membuat Yerusalem sebagai ibukotanya, kota dan kuil yang Ia buat sangatlah sederhana. Sulaiman (Solomon) , anaknya sekaligus penerusnya, memperbaiki kuil tersebut dan memperluas kota. Ia mendirikan tembok kota dan banyak bangunan lain dalam satu ukuran yang tidak dapat dibayangkan sebelumnya oleh bangsa Israel kuno.

Kuil Solomon pada akhirnya hancur dan bangsa Yahudi terusir oleh bangsa Babilonia pada tahun 586 SM. Pada tahun 539 SM, Babilonia ditaklukkan oleh bangsa Persia, yang mengijinkan komunitas Yahudi kembali ke Yerusalem pada tahun-tahun kekuasaannya. konstruksi kuil baru, atau Kuil kedua, dilakukan di tempat dimana reruntuhan kuil lama berada. Yerusalem kemudian ditaklukkan oleh Aleksander Agung pada 333 SM dan setelah kematiannya, Yerusalem berada dibawah kekuasaan bangsa Mesir kuno dan kemudian oleh Bangsa Syria. Penguasa Syria, Antiochus IV berkehendak untuk memusnahkan agama Yahudi dengan menghancurkan sebagian besar Yerusalem pada tahun 168 SM. Hal ini menyebabkan timbulnya pemberontakan Yahudi yang dipimpin Judas Maccabeus, salah satu anggota pemuka agama, The Hasmonaeans. Ia membebaskan Yerusalem dari Syria pada 165 SM dan memperluas pengaruh Hasmonaeans didaerah Judea. Yerusalem kemudian menjadi tujuan perjalanan rohani oleh komunitas Yahudi. Karena suatu agama butuh tempat untuk melakukan ritual-ritual keagamaannya, maka seluruh kuil dan hukum Yahudi dipusatkan dikota tersebut.

Periode Kekaisaran Romawi

Kekuasaan romawi bermula ketika Yerusalem ditaklukkan pada tahun 63 SM oleh Jendral Roma, Pompey Agung. Herodes Agung kemudian menjadi Raja Judea pada 37 SM. Dimasa kekuasaannya, yang berlangsung hingga 4 SM. Herodes membangun kembali kuil yang ada di Yerusalem, mendirikan benteng, dan meningkatkan elemen-elemen sosial dalam kota. Tembok yang sekarang tersisa (tembok Barat) adalah tembok yang didirikan oleh Herodes Agung untuk melindungi kuil gunung. Setelah kekuasaan Herodes, bergiliran Gubernur Romawi memerintah dikota tersebut. Dari tahun 26 M hingga 36 M, gubernur yang berkuasa adalah Pontius Pilatus, yang memerintahkan Yesus untuk disalib untuk alasan pengkhianatan. Terjadi peningkatan pemberontakan oleh komunitas Yahudi pada pemerintahan romawi saat itu, yaitu pada tahun 66 M, mereka berhasil bertahan didalam kota saat pengepungan Yerusalem oleh Romawi tahun 70 M. Ditahun itu pula, Yerusalem kemudian direbut kembali oleh Titus, anak kaisar Romawi, Vespasian, yang menghancurkan seluruh kuil-kuil yang ada didalam kota tadi. Yerusalem menderita kerusakan paling parah dimasa pemberontakan yang dipimpin oleh Simon Bar Kokha tahun 132-135 M, yang menyebabkan semua komunitas Yahudi yang ada di kota tersebut musnah. Dibawah pemerintahan kaisar Romawi, Hadrian, Yerusalem dibangun kembali dan namanya diubah menjadi Aelia Capitolina.

Dimasa kekuasaan Romawi, Yerusalem menjadi tujuan perjalanan rohani oleh komunitas Kristen, dan gereja Holy Sepulchre didirikan semasa pemerintahan Konstantin Agung (303-337 SM). Dukungan bangsa Romawi untuk gereja dan keagaamaan memberikan kota tersebut memiliki pengaruh signifikan pada aspek religius penganut Kristiani.

Kekuasaan Muslim dan Perang Salib


Yerusalem berada dibawah kontrol komunitas Muslim ketika Khalifah Umar menaklukkan kota tersebut tahun 638 M. Kubah Batu (Dome Of Rock) dan Masjid Al-Aqsa kemudian dibangun di tempat yang dulunya adalah Kuil Gunung. Bangsa Seljuk, DInasti Turki, memerintah Yerusalem abad ke-11 M dan memperluas kekuasaannya hingga Eropa. Menanggapi perluasan dan kontrol bangsa Turki pada Yerusalem yang notabene juga merupakan kota suci umat Kristiani, Pope Urban II menyeru dilakukannya Crusade, meminta seluruh komunitas Kristiani melakukan perjalanan ke Timur Tengah dan berperang memperebutkan kota suci, Yerusalem. Crusader (orang yang tergabung dalam Crusade) yang dipimpin Godfrey of Bouillon, merebut Yerusalem tahun 1099 M, dan menjadi pusat Kerajaan Latin Yerusalem. Crusader membantai habis komunitas Muslim dan Yahudi dan memerintah dengan kejam hingga akhirnya Salahuddin Al-Ayyubi (Saladin) merebut Yerusalem kembali ke tangan komunitas Muslim tahun 1187. Ditahun 1517, yerusalem diambil alih oleh kerajaan Turki Ottoman, yang berkuasa hingga abad ke-20 M.

Dimasa kontrol komunitas Muslim, yerusalem menjadi kota yang terbelakang, akibat jauhnya jarak kota tersebut ke pusat kekuasaan Muslim saat itu. Kondisi perekonomian yang naik turun, menyebabkan kota tersebut menjadi miskin dan terbengkalai. Populasi tumbuh lambat. Banyak dari populasi yang berkembang adalah dari komunitas Yahudi yang bermukim di kota dan dipertengahan abad ke-19, yahudi sekali lagi menjadi komunitas utama Yerusalem. Disaat populasi tumbuh dan berkembang, terjadi ketegangan didalam tubuh pemerintahan yang berkuasa. Yahudi kemudian mulai mendirikan komunitas-komunias kecil diluar tembok kuno kota (tembok kota yang dibangun Herodes), dan desa-desa arab disekitarnya perlahan meluas dan berkembang.

Yerusalem Sekarang

Dimasa Perang Dunia I (1914-1918), Inggris mengusir dinasti Ottoman dari yerusalem dan mengambil alih kota tahun 1917. Mereka merebut sebuah kota yang telah berkembang baik hingga keluar Tembok Kuno Kota, tapi masih tetap saja miskin dan belum berkembang. Inggris menjadi pemerintah resmi Yerusalem dibawah mandat Liga Bangsa-Bangsa tahun 1922. Dengan tujuan melestarikan peninggalan sejarah kota tersebut, Inggris sesegera mungkin membuat sebuah rencana pertumbuhan. Disaat komunitas yang berada diluar Tembok kuno Kota berkembang, muncul tanda-tanda perpecahan, diantara komunitas Yahudi dan Palestina yang mencoba mengembangkan jati diri mereka masing-masing, sebagaimana yang mereka lakukan didalam kota kuno. Persaingan Yahudi – Arab yang berjuang untuk menguasai Yerusalem meningkat tajam, dan gesekan-gesekan antara warga yang bermukim didalam kota juga semakin meningkat. Yahudi dan warga keturunan Arab sama-sama mencari kekuasaan untuk memerintah Yerusalem atas dasar sejarah-politik dan hak keagamaan mereka dimasa lampau.

Tahun 1947 PBB menyerukan mandar Kepada Inggris untuk membagi dua Yerusalem menjadi setengah yahudi dan setengah Palestine, dan Yerusalem dibuka kepada komunitas Internasional. Kekerasan meningkat diantara Yahudi dan Arab di Yerusalem, dan rencana PBB ditolak oleh Arab Palestina. Semasa perang Arab-Israeli (1948-1949), yang disebut War Of Independence oleh Israel dan al naqba atau The Disaster oleh bangsa Palestina, pasukan perang dari kerajaan Yordania ikut ambil bagian dalam memerangi Israel dan berhasil menguasai sisi Timur yerusalem termasuk seluruh bagian kota kuno. Penduduk Yahudi dipaksa menyerah dan diambil kesimpulan dari perang tersebut. Yerusalem dibagi dua: negara Israel mengkontrol Yerusalem Bagian Barat, dan Yordan mengontrol Yerusalem Bagian Timur.

Dinding pemisah antar keduanya sangatlah kentara, dipagar kawat dan ditanami ranjau darat, kota tersebut tetap terbagi dua keadaannya hingga tahun 1967. Ditahun 1950, israel memproklaamsikan Yerusalem sebagai Ibukotanya. Area kota yang dikontrol oleh bangsa Yordan melemah. Meskipun begitu, sejak bangsa Yordan mengirimkan sumberdaya yang dimiliki kota tersebut langsung ke ibukotanya di Amman. Barang-barang Yahudi dan Kristiani di kota kuno menjadi rusak akibat dari kelalaian, pengrusakan dan pencurian.

Diawal Six-Day War tahun 1967, pasukan Yordania di Yerusalem mulai mengurung sisi kota yang dimiliki yahudi. Dengan didukung peralatan perang, Israel mendapatkan kontrol dihampir seluruh Jerusalem dan didaerah Tepi barat. Batas kota diperluas hingga 200% dan di tahun 1980, Knesset mengeluarkan aturan hukum yang menyatakan Yerusalem menjadi Ibukota Israel. Warga negara Palestina yang bertempat tinggal didalam kota ditawari Kartu Tanda Penduduk Israel, tapi penawaran tersebut ditolak mentah-mentah. Karena banyaknya warga negara Palestina yang memiliki Kartu Tanda Penduduk Yordania, maka ada sebuah kenyataan politik yang baru terbentuk, bagi warga negara Palestina dan Israel yang memberikan suara mereka dalam pemilihan umum, dalam satu kota terdapat dua macam pemilihan umum yang mewakili negara masing-masing, Israel dan Palestina. Secara fungsional, yerusalem merupakan satu kota dengan satu unit sistem infrastruktur, pelayanan, dan sistem pajak milik bersama. Namun demikian, terdapat suatu perbedaan tingkat sosial yang nyata didalamnya.

Setelah Six-Day War, perkembangan sistem kemasyarakatan Yerusalem didesain untuk memperkenalkan homogenitas etnik yang hidup rukun dan bertetangga, dengan perbedaan kecil antar keturunan Arab dan Yahudi. Perkembangan tumbuh keluar dari jalurnya, dengan adanya pemukiman Yahudi yang dibangun diarea yang pada tahun 1967 didominasi oleh suku Arab. Diahun 1990, Yerusalem Barat memiliki popoulasi hampir seluruhnya Yahudi, dan Yerusalem Timur memiliki populasi Arab dan yahudi yang hampir sama. Kota Kuno tetap milik komunitas non-yahudi, tapi pemukiman-pemukiman Yahudi telah dipulihkan dan dan dengan cepat menjadi pusat aktivitas wisata dan budaya. Sejak pemukiman Israel dan sektor bisnis diluar kota kuno menjadi target pembangunan dan didukung oleh pemerintahan pusat, banyak daerah-daerah baru, pusat perbelanjaan modern, dan pelayanan dibangun. Maka terbentuklah suatu celah perbedaan perkembangan antar yahudi dan arab yang nyata.

Secara politis, yerusalem tetap diselimuti kekacauan. Israel mengklaim seluruh kota sebagai miliknya, sedangkan warga Palestina mengklaim hanya bagian wilayah Timur-nya, termasuk area Kota Kuno dan seluruh situs-situs suci. kompleks Historis dan keagamaan milik yerusalem telah menjadi akar negosiasi panjang dalam status politik kedua negara. Pembagian wilayah kota menjadi dua adalah salah satu pilihan, namun kesulitan dalam membagi wilayah kota kuno tidak mungkin bisa diselesaikan dengan cara dibagi menjadi dua. Kesepakatan damai dan negosiasi selalu mengalami hambatan dan jalan buntu.

Dengan adanya suatu peristiwa sejarah dan keagaamaan yang terjadi dimasa lampau, membuat Yerusalem merupakan kota yang paling banyak diserbu, dikepung dan dibumihanguskan lebih dari 50 kali, ditaklukan sebanyak 36 kali dan dihancurkan sebanyak 10 kali.

Dari sejak Yerusalem masih bernama Salem (pada masa nabi Ibrahim) dan dipimpin oleh Raja Melkisedek, hingga kekuasaan Ottoman memerintah kota ini, yerusalem telah mejadi pusat sejarah dan budaya yang sulit ditandingi kota manapun didunia

0 komentar:

Posting Komentar